Iklan

Pelebon Raja Karangasem Ke 9, Diwarnai Adat, Budaya dan Tradisi

BaliKini News
Jumat, 30 Juni 2023 | 12:58 WIB Last Updated 2023-06-30T05:58:52Z

BALIKINI NEWS | KARANGASEM — Keluarga Besar Puri Agung Karangasem Mengadakan Upacara Pertiwaan / Pelebon untuk Ida Pengelingsir Prof. Dr Ida Anak Agung Agung Gede Putra Agung,SU, yang puncak dari runtutan acaranya digelar hari ini, Jumat (30/6/2023) yakni acara Melaspas Bade atau Nedunang Layon kemudian ke Setra untuk pembakaran Jenazah atau Nganyut pembuangan abu di Pantai Ujung, Karangasem.

Diikuti oleh seluruh Pratisentana Puri Agung Karangasem dan Desa Adat Pengabih Puri yang mencerminkan hubungan Historis antara Puri dengan masyarakat desa adat yang  tetap ajeg dan terjaga hingga kini. Demikian juga dengan masyarakat Muslim yang ada di sekitar Karangasem juga ikut ngatur-ayah.

Pengrajeg  Karya, Anak Agung Made Kosalia dan Manggala Puri Agung Karangasem Anak Agung Bagus Partha Wijayadi Puri Agung Karangasem, menjelaskan dudonan upacara Pitra Yadnya yang dilakukan oleh Keluarga Besar Puri Agung Karangasem untuk Almarhum.

"Ini juga merupakan peristiwa Adat & Budaya, dimana dengan Upacara pelebon ini Puri tetap melestarikan Adat, Budaya dan Tradisi dengan melibatkan Sebagian besar Sulinggih Siwa & Buda yang ada di Karangasem yang totalnya adalah 35 orang sulinggih," katanya pada media.

Rangkaian Puncak Upacara Pertiwaan atau Pelebon tak hanya untuk almarhum yang merupakan keturunan Raja Karangasem ke 9, namun juga diiringi dengan upacara melebon Anak Mantu Beliau, Tjokorde Istri Manik Yunita Dewi yang meninggal beberapa waktu yang lalu dan sudah di upacarakan Mekinsan di Geni sebelumnya.

Petulangan Bade telah disiapkan dengan Petulangan yang istimewa, yakni Singa Bergawa atau singa berwarna merah yang memiliki sayap, kali ini tingginya 12 meter, lengkap dengan rumahnya atau atap dengan ukiran-ukiran khusus dan semuanya mempunyai maknanya tersendiri.

"Filosofi dari Singa Bergawa, singa yang bersayap, sayap itu dilambangkan untuk mereka yang mempunyai profil yang lebih istimewa. Sementara, singa bergawa yang untuk keluarga puri yang statusnya lebih rendah dari Pengelingsir atau Raja, ini ada perbedaannya," katanya. 

Sementara petulangan Singa Bergawa untuk mantu sang Raja, disiapkan tanpa atap. Tak hanya itu, Bade tumpang 9 juga sudah disiapkan. Dan akan di iring atau diarak oleh 400 an orang dari Yayasan Keris Bali.

Dan menyambungkan kembali pada Sejarah masa lalu, yakni dalam Peperangan Raja yang melibatkan pasukan utama bernama "Seka Petang Dasa" (pasukan 40) yang melibatkan 4 desa di Karangasem maka nantinya juga melibatkan 4 Desa itu ikut dalam upacara Pitra Yadnya ini. Keempat Desa yang dimaksud ialah Desa Adat Angantiga, Bugbug, Seraya dan juga Desa Adat Jasri serta Banjar & Kelompok Masyarakat Adat lain nya.

Manggala Puri Agung Karangasem Anak Agung Bagus Partha Wijayayang juga Manggala Karya juga mengatakan Upacara PITRA YADNYA yang dilakukan oleh Keluarga Besar Puri Agung Karangasem ini juga merupakan peristiwa Budaya, dimana dengan Upacara pelebon ini Puri tetap melestarikan Adat, Budaya dan Tradisi dengan menampilkan beberapa kesenian yang ada hubungan nya dengan Puri Agung Karangasem sepert Gebug Ende, Musik 'Penting' yang adalah salah satu alat musik tradisi khas kabupaten Karangasem Bali. Seni Tari Rudat -Kecicang Islam (“Rudat” adalah tari kelompok lelaki yang khas dalam budaya Islam. Dalam kesenian rudat, 10 sampai 20 orang lelaki menari diiringi “rebana”. 

Setelah Ngeseng(pembakaran jenazah) dilaksanakan Upacara Ngereka dan Penarpaan terakhir untuk selanjutnya ke Laut di Pantai Ujung untuk Ngelarung Abu jenazah Sang Palatra. (Ami)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pelebon Raja Karangasem Ke 9, Diwarnai Adat, Budaya dan Tradisi

Trending Now

Iklan

iklan